Minggu, 27 November 2011

Laporan harga pokok produksi

Laporan Hasil Survey


UD. Rotan Indah



Oleh:
Dita Novita A. D. Lenda
NIM 921 410 042
Kelas A (Semester III)




Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Gorontalo
2011

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, karena dengan izin dan kuasa-Nyalah penulis dapat menyusun hasil survey tentang “Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan UD. Rotan Indah” ini dapat diselesaikan walaupun hanya dalam bentuk sederhana.
            Penulis menyadari sepenuhnya banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam penyusunan laporan ini. Namun, berkat bantuan dan kerja sama dari semua pihak, akhirnya semua itu mampu penulis hadapi. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyususunan laporan ini, baik moril maupun materil, sejak tahap perencanaan, survey, penyusunan, pengetikan, dan perampungan laporan ini. Semoga segala bantuan yang diberikan akan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT.
            Penyusunan laporan ini telah diupayakan kesempurnaannya. Namun tidak dapat dipungkiri masih terdapat banyak kekeliruan disana-sini. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan laporan-laporan pada masa yang akan dating. Akhir kata, semoga goresan karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang sempat membacanya.


Gorontalo,   Oktober 2011



Penulis



UD. ROTAN INDAH
Jl. Cempaka No. 112 Desa Luwo’o, Kec. Telaga Jaya, Kab. Gorontalo
Gorontalo-Indonesia

Latar Belakang Usaha
Narasumber     : Bapak Suranip Abdul
Waktu Survey : Rabu, 5 Oktober 2011 / Pkl. 16.30 Wita
Potensi UKM yang berorientasi ekspor yang berada di Indonesia sangat besar. Berbagai ragam hasil kerajinan dan industri kecil yang bermutu tinggi menunjukan keahlian para pengusaha kecil dalam bidang produksi dan design untuk dapat menghasilkan produk yang dapat dipasarkan dunia Internasional seperti halnya UD. Rotan Indah.
Usaha Dagang Rotan Indah di dirikan pada tanggal 17 September 1980 oleh Bapak Suranip Abdul. Usaha Rotan Indah ini didirikan sendiri oleh Bapak Suranip dengan modal Rp 15.000 untuk membeli rotan sebagai bahan baku untuk menghasilkan satu set kursi. UD. Rotan Indah berkembang sangat pesat, bahkan  sudah di ekspor ke luar negeri. Dengan perkembangan tersebut kini UD. Rotan Indah mengeluarkan uang sebesar Rp 6.000.000 sebagai modal untuk pembelian persediaan bahan baku selama 2 minggu dan telah memiliki 30 orang pekerja.
Produk yang dihasilkan UD. Rotan Indah adalah beragam produk yang terbuat dari Rotan, Eceng Gondok, dan Pelepah Pisang, seperti furniture, perabotan rumah tangga, kursi, meja, dan berbagai hiasan lainnya. Produk Rotan Indah dihasilkan dari rotan terbaik di Indonesia, yang sejak dulu Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil Rotan utama di dunia.

Biaya Yang Terjadi
1)   Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku awal 1 September 2011 sebesar Rp 12.0000.000/Bln (Rp 6.000.000/2 minggu x 2). Bahan Baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian utama dari produk jadi yang dihasilkan, tetapi bahan baku dari suatu perusahaan mungkin sudah menjadi produk jadi dari perusahaan lain. Bahan baku  yang digunakan oleh UD. Rotan Indah di peroleh dari berbagai daerah di seputaran provinsi Gorontalo  dengan Kualitas Rotan daerah terbaik.
2)   Tenaga Kerja Langsung
Upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi. Biaya tersebut secara langsung membebani hasil produksi. UD. Rotan Indah mempekerjakan 25 orang karyawan  yang dibagi menjadi 3 tingkatan :
a)           5 org Karyawan Terampil     : Rp    750.000/org
b)          5 org Karyawan Mahir          : Rp    500.000/org
c)         15 org Karyawan Belajar        : Rp    250.000/org
Total keseluruhan Rp 10.000.000
3)   Biaya Produksi Tak Langsung
Biaya produksi tak langsung dapat juga disebut sebagai biaya Ooverhead Pabrik. Biaya ini merupakan biaya yang terjadi pada perusahaan selain biaa bahan baku dan biaya tenaga kerja lagsung. Biaya tersebut terjadi dan secara tidak langsung membebani produk yang dihasilkan. UD. Rotan Indah memakai tenaga kerja tidak langsung 5 orang sebagai pegawai administrasi dan penjualan Rp 500.000/org. Total keseluruhan yang dibayarkan adalah             Rp 2.500.000/bln.
Untuk taksiran biaya perlengkapan UD. Rotan Indah biasanya total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 500.000/bln. Biaya penyusutan mesin                   Rp 500.000/tahun. Dan biaya listrik Rp 200.000/bln.
4)   Barang Dalam Proses Awal dan Akhir
Barang dalam proses awal sebesar Rp    12.000.000
Barang dalam proses akhir sebesar Rp      5.000.000
5)   Persediaan Produk Jadi awal dan akhir:
Persediaan barang jadi adalah harga pokok barang yang telah selesai dikerjakan. Biasanya barang jadi seperti meja, kursi, dan rak. Biasanya satu set kursi tamu di jual dengan harga Rp 5.000.000/unit, sedangkan rak biasanya dijual dengan harga Rp 500.000/ Unit. Barang-barang tersebut termasuk barang yang paling diminati oleh pembeli. Barang jadi awal sebesar              Rp 20.000.000, dan barang jadi akhir Rp 5.000.000.

Klasifikasi Biaya
1)     Biaya prima, yaitu biaya atau pengorbanan yang terjadi dari gabungan antara bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Bahan baku langsung                                                     Rp 12.000.000
Biaya tenaga kerja langsung                                           Rp 10.000.000
                                                                                                   Rp  22.000.000

2)     Biaya konservasi, yaitu biaya yang terjadi dari gabungan antara tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Biaya tenaga kerja langsung                                           Rp   10.000.000
Biaya overhead pabrik                                                   Rp     4.000.000
                                                                                                   Rp   14.000.000

3)     Biaya produksi, yaitu biaya atau pengorbanan yang terjadi saat produksi yang terdiri dari biaya bahan dalam proses awal maupun akhir, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.

BDP                                                                               Rp    8.000.000
Biaya tenaga kerja                                                          Rp  12.500.000 
Biaya overhead                                                              Rp    1.200.000
                                                                                       Rp  212.000.000




      
       UD. Rotan Indah
Laporan Harga Pokok Produksi
31 september 2011

Persediaan bahan baku                                                        Rp    2.000.000
     Pembelian bahan baku       Rp  12.000.000
     Biaya angkut pembelian    Rp    2.400.000
     Jumlah pembelian                                                           Rp   14.400.000
Bahan baku yang siap digunakan                                   Rp   16.400.000

     Persediaan bahan baku akhir                                          (Rp    1.400.000)
     Pemakaian bahan baku                                               Rp    15.000.000

Tenaga kerja langsung                                                         Rp     10.000.000
Biaya Overhead Pabrik
     By. Tenaga krja tdk lgsg   Rp   2.500.000
     Biaya perlengakapan         Rp      500.000
     By. Penyusutan mesin       Rp      800.000
     Biaya reparasi                    Rp      500.000
     Biaya listrik                       Rp      200.000
                                                                                            Rp      4.500.000
            Jumlah biaya produksi                                                Rp    29.500.000
Persediaan barang dalam proses awal                                        Rp    12.000.000
            Jumlah barang dalam proses                                      Rp    41.500.000
Persediaan barang dalam proses akhir                                        (Rp    5.000.000)
            Harga pokok produksi                                                 Rp    36.500.000


           


UD. Rotan Indah
Ikhtisar Produksi
31 september 2011

 



















UD. Rotan Indah
Harga Pokok Penjualan
31 September 2011




Persediaan produk jadi awal                                                      Rp   20.000.000
Harga Pokok Produk Jadi                                                          Rp   36.500.000
     Jumlah barang jadi siap jual                                                   Rp   56.500.000
Persediaan barang jadi akhir                                                      (Rp    5.000.000)
     Harga Pokok Penjualan                                                         Rp   51.500.000



Investasi Jangka Pendek

Resume Akuntansi Keuangan
Nama    : Dita Novita A. D. Lenda
Kelas     : A / Semester 3
Prodi     : S1 Akuntansi  
Investasi Jangka Pendek
1.       Pengertian dan Karakteristik Investasi Jangka pendek
Pengertian investasi jangka pendek
Secara umum investasi jangka pendek diartikan sebagai investasi sementara dalam surat-surat berharga yang mudah diperjual belikan dengan uang atau kas yang menganggur dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan aliran kas masuk. Kelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan. Oleh karena itu kelebihan uang kas sebaiknya diinvestasikan selama masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka waktu tidak terpakainya kas tersebut relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam jangka pendek.
Investasi Jangka Pendek biasanya dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham (efek ekuitas) dan obligasi (efek utang). Didalam neraca investasi jangka pendek termasuk dalam kelompok aktiva lancar.
Karakteristik investasi jangka pendek :
ü  Surat-surat berharga itu harus dapat dijual kembali dengan harga yang yang berlaku pada tanggal penjalannya. Surat-surat berharga yang memenuhi syarat adalah surat-surat berharga yang terdapat dalam bursa saham.
ü  Penjalannya kembali oleh pimpinan perusahaan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan uang.
ü  Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan lain

2.       Investasi Jangka Pendek Dalam Saham
Saham adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang saham ikut serta memodali suatu Perseroan Terbatas (PT). Dengan demikian dapat dikatakan ikut memiliki suatu Perseroan Terbatas. Pemegang saham akan memperoleh manfaat dari hasil penanaman modal berupa bagian laba dari perseroan terbatas yang disebut dengan laba deviden.
Besarnya deviden yang diterima oleh penanam modal atau investor tergantung pada laba yang diperoleh PT. Jika PT memperoleh laba yang besar maka pemegang saham akan memperoleh bagian laba yang besar pula dan apbila PT hanya memperoleh laba yang sedikit maka bagian laba yang diterima pemegang saham hanya sedikit, bahkan jika PT menderita rugi maka para pemegang sham menanggung kerugian PT sebatas modal penyertaanya.
Pencatatan Pembelian Saham
Pembelian saham akan dicatat sebelah debet akun surat-surat berharga menurut harga perolehannya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga kurs ditambah dengan semua biaya yang terjadi pada saat pembelian.
Dalam jual beli surat berharga dikenal beberapa istilah yaitu:
ü  Harga Nominal yaitu nilai surat berharga yang tertera diatas surat berharga.
ü  Harga kurs adalah persen kurs dikalikan dengan harga nominal. Persen kurs adalah harga jual atau beli surat berharga yang berlaku di bursa efek. Persen kurs ada 3 tingkat yakni :
·           Kurs @ pari artinya kurs 100% dimana harga beli surat berharga di bursa efek sama dengan nilai nominal surat berharga.
·           Kurs diatas pari artinya kurs diatas 100% dimana harga jual/beli surat berharga di bursa efek selalu lebih rendah dari harga nominalnya.
·           Kurs dibawah pari artinya kurs dibawah 100% dimana harga jual/beli surat berharga di bursa efek selalu lebih rendah dari harga nominal.
ü  Biaya-biaya pada jual/beli beli surat berharga berupa :
·           Biaya provisi adalah upah perantara adalah upah perantara yang melakukan transaksi jual atau beli surat berharga. Karena tidak emua orang yang berkepentingan dapat masuk ke bursa efek, sehingga harus menyuruh perantara seperti komisioner dan makelar, dan mereka harus diberi upah yang disebut provisi atau komisi.
·           Materai yang akan dibubuhkan pada akte surat berharga.
Kedua biaya tersebut menjadi tanggungan pembeli sehingga menjadi unsur harga pokok surat berharga.
Kesimpulan harga perolehan surat bergarga terdiri dari :
HARGA POKOK + BIAYA_BIAYA PEMBELIAN
Jurnal yang akan dibuat pada waktu membeli saham adalah :
Surat Berharga                  Rp  xxx
                Kas                                         Rp xxx
Contoh soal :
Harga nominal 500 lembar saham PT Naruto nominal per lembar @ Rp 100.000 dengan kurs 80% provisi dan materai Rp 750.000.
Jawab :
Harga Nominal 500 lembar @ Rp 100.000 = Rp 50.000.000
Harga Kurs 80% x Rp 50.000.000…………………………………= Rp 40.000.000
Provisi dan Materai …………………………………………………….= Rp     750.000
                Dibayar per kas…………………………………………….= Rp 40.750.000
Jurnal :
Surat-surat Berharga                      Rp 40.750.000
                Kas                                                                         Rp 40.750.000

Pencatatan Penjualan Saham
Pada waktu penjualan saham akun surat berharga akan dikredit dengan harga jual. Yang dimaksud dengan harga jual adalah harga kurs jual dikurangi dengan semua biaya yang terjadi pada saat penjualan berupa provisi, materai dan lain-lain.
Yang perlu diperhatikan dalam penjualan saham adalah rugi atau laba atas penjalan saham. Jika harga jualnya lebih tinggi dari harga perolehannya maka dalam penjualan tersebut akan diperoleh laba yang akn dicatat dalam akun laba penjualan surat berharga sebelah kredit, sebaliknya jika harga jual lebih rendah dari harga perolehan maka akun terjadi rugi dan akan dicatat dalam akun rugi penjualan saham sebelah debet.
Jurnal yang akaun dibuat pada waktu menjual saham adalah :
Kas                                         Rp xxx
                Surat Berharga                                  Rp xxx
                Laba Penjualan Saham                   Rp xxx
Jika dalam penjualan diderita kerugian, maka akan dijurnal :
Kas                                         Rp xxx
Rugi Penjualan Saham                                   Rp xxx
                Surat Berharga                                  Rp xxx

Contoh :
Dijual 300 lembar saham PT Naruto nominal perlembar @ Rp 100.000 dengan kurs 100%. Biaya provisi danh materai Rp 600.000. saham-saham persebut pernah dibeli dengan harga perolehan Rp 105.000 per lembar.
Jawab :
Harga Nominal 300 lembar @ Rp 100.000 = 30.000.000
Harga Kurs 100% x Rp 30.000.000 ………………………………………… =Rp 30.000.000
Provisi dan Materai ……………………………………………………………….(=Rp      600.000)
       Diterima per kas ………………………………………………………  =Rp 29.400.000
Harga Perolehan saham yang dijual 300 lembar @Rp 105.000(=Rp 31.500.000)
                Rugi Penjualan Saham ……………………………………………… =Rp   2.100.000
Jurnal :
Kas                                                         Rp 29.400.000
Rugi Penjualan Saham                   Rp   2.100.000
                Surat-surat berharga                                      Rp 31.500.000

3.       Investasi Jangka Pendek Dalam Oligasi
Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan pemegangnya memberikan pinjaman sejumlah uang pada badan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Orang yang menanamkan modalnya akan mendapat manfaat berupa bunga yang tetap. Besarnya bunga yang diterima tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh.
Pembelian obligasi dicatat disebelah debet akun surat-surat berharga menurut harga perolehannya, dan mengkredit akun kas menurut harga jualnya. Sedangkan selisih yang terjadi antara harga beli dengan harga perolehannya dicatat sebelah debet akun beban bunga obligasi.
Bunga obligasi adalah bunga yang yang diperhitungkan kepada pembeli dihitung sejak tanggal jatuh tempo yang terakhir bunga obligasi sampai dengan tanggal pembelian obligasi. Bunga tersebut disebut bunga berjalan dan merupakan unsur harga beli atau harga jual obligasi dan bukan unsur harga perolehan.
Dalam perhitungan jumlah obligasi berlaku ketentuan sebagai berikut :
ü  Unsur bulan dihitung rata-rata 30 hari.
ü  Sati tahun ditetapkan 30 hari
ü  Hari bunga dihitung mulai tanggal jatuh tempo bunga yang terakhir ke tanggal jual/beli obligasi atau (M/ - S/D) atau boleh juga dihitung mulai dengan tanggal jatuh tempo bunga yang terakhir sampai dengan tanggal jual/beli obligasi (M/D – S/)
ü  Bunga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
·         Rumus Bunga Dalam Hari :
M x H x P
360 x 100
·         Rumus Bunga Bulanan :
M x H x P
  1 x 100
·         Rumus Bunga Tahunan:
M x T x P
Contoh :
Tanggal Pembelian obligasi 15 maret 2008. Tanggal kupon 1/5 - 1/11. Lamanya bunga berjalan dihitung dari tanggal kupon yang terdekat dengan tanggal jual/beli obligasi yakni tanggal 1 Nov ke tanggal 15 mei.
Jawab:
1/11 ke 14/5
11 – 5 = 6 (bulan 11 kurang bulan 5)
6 bulan @ 30 hari = 180 hari
Dikurangi                     14 hari
Sisa                               164 hari        
Contoh :
Tgl 2 Apr’05 Perush membeli obligasi milik PT. X nominal Rp 10.000,- per lembar sebanyak 1000 lbr dengan harga Rp 9.600,- Bunga obligasi 9% (dibayar setiap tgl 1 Apr & 1 Okt)
Contoh investasi sementara pada obligasi (jika pembelian bertepatan dengan tanggal bunga obligasi)
Jurnal 2 Apr 05 :
                (D) SB-Obligasi PT. X       Rp 9.600.000
                                  (K) Kas                                                                Rp 9.600.000
Jurnal 1 Okt 05 (jika obligasi tetap dipegang maka ada penerimaan bunga)
                (D) Kas                                  Rp 450.000
                                 (K) Pendapatan Bunga  Rp 450.000
                (= 9% x Rp 10.000 x 1000 lb x 6/12)
Tgl 3 Okt 05 perush menjual obligasi PT. X dengan kurs 102%
                Perhitungan :
                HJ = 102% x Rp 10.000 x 1000 lb = Rp 10.200.000
                H.Po =                                                      = Rp   9.600.000
                Laba Penjualan                                    = Rp      600.000
Jurnal :
   (D) Kas                                                 Rp 10.200.000
                                (K) SB-Obligasi PT.X                         Rp 9.600.000
                                (K) Laba Penjualan                          Rp    600.000
ü  Jika transaksi terjadi antara tgl pembayaran bunga, maka ada bunga berjalan.
ü  Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran bunga sebelum transaksi.
ü  Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang dibayar.
ü  Pencatatan bunga berjalan :
                                1. Pendekatan Neraca à Piut.Bunga
                                2. Pendekatan L/R à Pendptn.Bunga
Bunga Berjalan
Yang dimaksud dengan bunga berjalan adalah bunga yang diperhitungkan sejak tanggal kupon yang terakhir sampai tanggal jual/beli obligasi. Bunga berjalan adalah menjadi hak penjual dan menjadi utang bagi pembeli yang akan tunai pada tanggal jatuh tempo, sebaliknya bunga berjalan menjadi kewajiban pembeli sehingga merupakan piutang bagi penjual yang akan tunai pada tanggal jatuh tempo bunga atau tanggal kupon. Oleh sebab itu maka bunga berjalan pada pembelian obligasi menjadi tanggungan pihak pembeli dam menambah harga pembelian obligasi. Sebaliknya pada penjualan bunga penjualan menjadi hak penjual dan akan menambah harga jual obligasi.
Pencatatan Bunga Berjalan
Pencatatan dengan bunga berjalan dapat dilakukan dengan dua pendekatan :
ü  Pendekatan Laba/Rugi
Dengan pendekatan laba rugi, bunga berjalan pada waktu pembelian obligasi akan dicatat5 dalam akun pendapatan bunga sebelah debet sebesar bunga yang berjalan pada saat pembelian terjadi dan sebagai perkiraan lawan adalah kas.
Selanjutnya pada saat penerimaan bunga obligasi maka jumlah bunga dibayar, akan dicatat dalam akun pendapatan bunga sebelah kredit sebesar bunga yang diterima dan sebagai perkiraan lawan adalah kas.
ü  Pendekatan Neraca atau Pendekatan Harta
Dengan pendekatan neraca, bunga berjalan pada waktu pembelian obligasi akan dicatat dalam akun piutang bunga disebelah debet sebesar bunga yang berjalan pada saat pembelian terjasi dan sebagai perkiraan lawan adalah kas.
Selanjutnya pada saat penerimaan bunga obligasi yang pertama kali maka jumlah bunga diterima, sebahagian akan dicatat dalam akun piutang bunga sebelah kredit sebesar bunga yang berjalan yang tercatat dalam akun piutang bunga pada waktu pembelian, dan sisanya diakui sebagai pendapatan bunga yangt sesungguhnya dan akan dicatat pada akun pendapatan bunga sebelah kredit diterima dan sebagai perkiraan lawan adalah kas.
Pelunasan Pinjaman Obligasi
Pada tanggal jatuh tempo utang obligasi akan dilunasi dengan jalan menjualnya kembali pada perusahaan yang mengeluarkannya.
Obligasi dilansir sebesar harga nominalnya dan oleh sebab itu maka akun kas didebet sebesar jumlah uang yang diterima (harga nominal dikurangi beban dan ditambah bunga berjalan sampai saat penjualan) selanjutnya akun surat-surat berharga akan dikredit sebesar harga perolehannya dan jika terdapat selisih antara harga perolehan dengan harga jual maka jumlah itu akan dicatat dalam akun rugi atau laba penjalan surat berharga.
Perlu diingat pada tanggal jatuh tempo ini yang menjadi kewajiban pemegang obligasi adalah melunasi utang obligasi sebesar nominalnya dan membayar bunga yang masih tersisa terhitung dari tanggal kupon terakhir sampai tanggal pelunasan obligasi.

Sumber :
1.       Baridwan, Zaki. Intermediate accounting edisi 8. 2004. Yogyakarta : BPFE
2.       Modul investasi jangka pendek dari Bpk Sjarifudi Da’i